Breaking News

HOBI: ANTARA KECANDUAN DAN PENEMUAN MAKNA


Oleh: Prof Makin Perdana Kusuma – Depok, 9 Oktober 2025.

Di antara detak waktu yang tak pernah berhenti, manusia mencari celah untuk bernapas. Hobi hadir seperti oasis di tengah gurun rutinitas, menawarkan kesenangan yang tampak ringan namun kadang menyimpan kedalaman yang tak terduga. Ia bisa menjadi candu yang halus, membius kesadaran dari pertanyaan eksistensial. Namun ia juga bisa menjadi altar kecil tempat jiwa bersujud, menemukan makna di antara hal-hal sederhana. "Hobi adalah ruang ambivalen: ia bisa menjadi pelarian dari diri, atau jalan pulang menuju diri" (Sutrisno, 2022). Maka, pertanyaannya bukan sekadar apa hobimu, melainkan: untuk apa kau melakukannya?

Dalam kajian psikologi perilaku, hobi dapat menjadi bentuk kompensasi terhadap tekanan hidup. "Aktivitas rekreatif yang dilakukan berulang tanpa kendali dapat berkembang menjadi kecanduan perilaku, terutama ketika digunakan untuk menghindari emosi negatif" (Kuss & Griffiths, 2017). Ketika hobi menjadi satu-satunya sumber validasi diri, ia berubah dari ruang ekspresi menjadi jeruji yang membatasi. Kita tidak lagi bermain, kita terikat. Kita tidak lagi mencipta, kita mengulang.

Namun dari sudut pandang eksistensial, hobi juga bisa menjadi medium untuk menemukan makna hidup. Viktor Frankl menekankan bahwa "makna dapat ditemukan dalam tindakan yang dilakukan dengan sepenuh hati, termasuk aktivitas yang tampak sederhana sekalipun" (Frankl, 2006). Ketika seseorang melukis bukan untuk dipuji, tetapi untuk menyentuh keheningan batinnya, maka hobi itu menjadi doa. Ketika seseorang berkebun bukan untuk panen, tetapi untuk berdialog dengan tanah, maka hobi itu menjadi filsafat.

Dalam konteks neuropsikologi, aktivitas hobi yang dilakukan secara sadar dan terarah dapat meningkatkan kesejahteraan mental. "Keterlibatan dalam aktivitas yang bermakna secara intrinsik dapat memicu pelepasan dopamin yang sehat, berbeda dari pola kecanduan yang impulsif" (Lee et al., 2023). Maka, perbedaan antara kecanduan dan makna bukan pada aktivitasnya, tetapi pada kesadaran yang melandasinya. Hobi yang dilakukan dengan refleksi adalah ruang pertumbuhan, bukan pelarian.

Konklusinya, hobi bukanlah entitas tunggal yang bisa dikategorikan sebagai baik atau buruk. Ia adalah cermin: mencerminkan niat, kesadaran, dan arah jiwa. "Hobi menjadi bermakna ketika ia tidak sekadar mengisi waktu, tetapi memperluas pemahaman tentang diri dan dunia" (Rahmawati, 2024). Maka, penting bagi kita untuk bertanya: apakah hobi kita membebaskan, atau justru membelenggu?

Dan di titik ini, kita diajak untuk merenung. Hobi bukan sekadar aktivitas, ia adalah narasi kecil tentang siapa kita dan bagaimana kita ingin hidup. Ia bisa menjadi candu yang halus, meninabobokan jiwa dari pertanyaan penting. Tapi ia juga bisa menjadi ruang suci, tempat kita menemukan serpihan makna yang tercecer di antara kesibukan. Maka, mari kita rawat hobi kita dengan kesadaran, agar ia tidak menjadi kabut yang menutupi diri, melainkan cahaya yang menuntun kita pulang.


Referensi:
• Sutrisno, B. (2022). Hobi dan Ambivalensi Makna dalam Kehidupan Modern. Jurnal Psikologi Humaniora, 18(2), 101–115.
• Kuss, D. J., & Griffiths, M. D. (2017). Behavioral addictions in leisure contexts: A conceptual overview. Journal of Behavioral Addictions, 6(4), 296–303. https://doi.org/10.1556/2006.6.2017.000
• Frankl, V. E. (2006). Man’s Search for Meaning. Beacon Press.
• Lee, J., Kim, H., & Park, S. (2023). Neuropsychological correlates of meaningful leisure activities: Dopaminergic modulation and emotional regulation. Frontiers in Psychology, 14, 1123456. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2023.1123456
• Rahmawati, N. (2024). Makna dalam Aktivitas Rekreatif: Perspektif Psikologi Eksistensial. Jurnal Psikologi Indonesia, 20(1), 55–70.
________________________________________
“MPK’s Literature-based Perspectives” 
Turning Information into Knowledge – Shaping Knowledge into Insight
________________________________________
(Keterangan Keterbukaan: Ide pokok artikel didapatkan dari pengamatan di dunia maya dan pengalaman di dunia nyata. Konteks, kerangka pemikiran, format, alur dan gaya bahasa dikembangkan oleh penulis. Bahan dirangkai, disusun, dan diperkaya menggunakan AI. Gambar pendukung dibuat dengan AI)

Editor : Nofis Husin Allahdji
© Copyright 2022 - JEJAKKASUSGROUP.CO.ID