Breaking News

BAHKAN BERKAH PUN PERLU KITA WASPADAI

 
Oleh: Prof Makin Perdana Kusuma – Depok, 12 Oktober 2025.
Hidup adalah panggung di mana cahaya dan bayangan menari bersama. Di satu sisi, berkah datang seperti matahari pagi yang hangat, membelai jiwa dengan kelembutan. Di sisi lain, musibah hadir seperti badai malam yang mengguncang akar keberadaan. Namun keduanya bukanlah kutukan atau hadiah semata, melainkan pelajaran yang menyamar. “Setiap peristiwa dalam hidup, baik yang menyenangkan maupun menyakitkan, membawa potensi pembelajaran batin.” (Frankl, 2006). Manusia cenderung berrefleksi dan menarik makna hanya atas musibah, namun atas berkah mereka cenderung abai dan lupa diri. Dalam gemuruh dan keheningan, jiwa manusia diuji untuk mengenali makna di balik setiap peristiwa, baik yang dilabelinya sebagai musibah maupun berkah.

“Musibah sering kali menjadi katalisator bagi transformasi psikologis.” (Tedeschi & Calhoun, 2004). Dalam psikologi trauma, penderitaan dapat membuka pintu menuju pertumbuhan pasca-kesulitan (post-traumatic growth). “Rasa sakit yang dihayati dengan kesadaran dapat melahirkan kebijaksanaan yang tak bisa diajarkan oleh teori.” (Yalom, 1980). Maka, musibah bukanlah akhir, melainkan awal dari pendewasaan yang tak terlihat.

“Berkah, di sisi lain, bukan sekadar hadiah, tetapi ujian terhadap rasa syukur dan kesadaran.” (Emmons, 2007). Dalam studi tentang psikologi positif, individu yang mampu menghayati berkah dengan refleksi mendalam cenderung memiliki tingkat kesejahteraan emosional yang lebih tinggi. “Berkah yang tidak disadari dapat berubah menjadi kesombongan atau pelarian.” (Siegel, 2020). Maka, berkah pun menuntut interpretasi dan refleksi, bukan sekadar penerimaan dan perayaan.

“Baik musibah maupun berkah adalah bentuk realitas yang menuntut pemaknaan.” (Neff, 2003). Dalam pendekatan kontemplatif, keduanya adalah cermin yang memantulkan kedalaman jiwa. “Pemaknaan terhadap pengalaman hidup menentukan arah pertumbuhan psikologis dan spiritual seseorang.” (Kalsched, 2013). Maka, pelajaran tidak datang dari peristiwa itu sendiri, tetapi dari cara kita menatapnya.

Kesimpulannya, hidup bukanlah tentang menghindari musibah atau mengejar berkah, melainkan tentang belajar dari keduanya. “Kematangan jiwa lahir dari keberanian untuk hadir sepenuhnya dalam setiap pengalaman.” (May, 1981). Dalam musibah, kita belajar tentang ketahanan. Dalam berkah, kita belajar tentang kelembutan. Keduanya adalah guru yang tak bersuara, namun selalu jujur.

Dan kini, saat kita menatap ulang jejak langkah kita, mari kita bertanya: apakah kita telah belajar dari apa yang datang, atau hanya melewatinya? Musibah dan berkah adalah huruf-huruf dalam puisi kehidupan. Mereka menulis pelajaran di dinding jiwa, menuntun kita untuk tidak hanya hidup, tetapi memahami. Karena hanya mereka yang berani membaca makna di balik peristiwa, yang akan menemukan kedalaman dan keutuhan sejati.

------SELESAI------

Referensi:
• Frankl, V. E. (2006). Man’s Search for Meaning. Beacon Press.
• Tedeschi, R. G., & Calhoun, L. G. (2004). Posttraumatic Growth: Conceptual Foundations and Empirical Evidence. Psychological Inquiry, 15(1), 1–18.
• Yalom, I. D. (1980). Existential Psychotherapy. Basic Books.
• Emmons, R. A. (2007). Gratitude, Subjective Well-Being, and the Brain. In The Psychology of Gratitude. Oxford University Press.
• Siegel, D. J. (2020). The Developing Mind: How Relationships and the Brain Interact to Shape Who We Are. Guilford Press.
• Neff, K. D. (2003). Self-Compassion: An Alternative Conceptualization of a Healthy Attitude Toward Oneself. Self and Identity, 2(2), 85–101.
• Kalsched, D. (2013). Trauma and the Soul: A Psycho-Spiritual Approach to Human Development and Its Interruption. Routledge.
• May, R. (1981). Freedom and Destiny. Norton & Company.
________________________________________
MPK’s Literature-based Perspectives 
Turning Information into Knowledge – Shaping Knowledge into Insight
________________________________________
(Keterangan Keterbukaan: Ide pokok artikel didapatkan dari pengamatan di dunia maya dan pengalaman di dunia nyata. Konteks, kerangka pemikiran, format, alur dan gaya bahasa dikembangkan oleh penulis. Bahan dirangkai, disusun, dan diperkaya menggunakan AI. Gambar pendukung dibuat dengan AI)

Editor : Nofis Husin Allahdji
© Copyright 2022 - JEJAKKASUSGROUP.CO.ID