Breaking News

TERNYATA DEMOKRASI BUKANLAH SATU-SATUNYA JALAN MENUJU KEMAJUAN


Oleh: Prof Makin Perdana Kusuma - Depok, 9 Juli 2025.
Selama beberapa dekade, Amerika Serikat telah menjadi wajah dominan dari sistem demokrasi liberal di dunia. Melalui diplomasi, kebijakan luar negeri, bahkan campur tangan militer, Washington mengkampanyekan demokrasi sebagai jalan utama, “dan paling benar”, menuju kemajuan dan stabilitas global. Namun, di tengah klaim moral tersebut, muncul paradoks: Negeri demokrasi itu kini menghadapi berbagai gejala kemunduran internal seperti polarisasi politik, krisis kepercayaan publik, dan utang nasional yang melambung.  (Freedom House, 2023; Benzoni & Wernick, 2025). Per tahun 2025, rasio utang pemerintah Amerika Serikat terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan mencapai sekitar 124,4%," sebuah angka yang memunculkan kekhawatiran serius tentang keberlanjutan fiskal (Congressional Budget Office, 2024). Elon Musk, seorang tokoh bisnis berpengaruh, bahkan menyatakan bahwa "Amerika berada di ambang kebangkrutan," menyoroti keprihatinan luas terhadap beban utang yang terus membengkak.

Di sisi lain, China tampil sebagai kontras yang mencolok, dan membayangi Amerika. Tanpa mengikuti sistem demokrasi liberal Barat, China berhasil menunjukkan pencapaian spektakuler: pertumbuhan ekonomi yang konsisten, kemajuan teknologi seperti AI dan 5G, kekuatan militer yang terus berkembang, serta program sosial ambisius seperti pengentasan kemiskinan (CGTN, 2025; Li & Leung, 2015). PDB nominal China diperkirakan sebesar $19,23 triliun USD, menempatkannya di peringkat ke-2 dunia setelah Amerika Serikat. PDB berdasarkan PPP (Purchasing Power Parity) China mencapai sekitar $40,71 triliun, menjadikannya peringkat pertama dunia dalam kategori ini (IMF, 2025). Model pemerintahan satu partai yang terpusat, meski kerap dikritik karena kurangnya transparansi dan kebebasan sipil, tampaknya memberikan stabilitas dan efisiensi dalam pengambilan keputusan yang yang berkontribusi besar terhadap kemajuan China.

Perbandingan ini menantang asumsi klasik bahwa demokrasi adalah prasyarat mutlak bagi kemajuan peradaban modern. Beberapa studi menunjukkan bahwa modernisasi ekonomi tidak selalu ditopang oleh demokratisasi, seperti yang terjadi di China (Chen, 2013; Rijal, 2024). Sebaliknya, autokrasi modern justru mampu mengadopsi elemen teknologi dan efisiensi birokrasi untuk mempertahankan kekuasaan dan mendorong pertumbuhan.

Yang jelas, fenomena ini membuka ruang refleksi mendalam. Demokrasi memang menawarkan kebebasan berekspresi dan mekanisme akuntabilitas, namun sistem ini tidak kebal terhadap stagnasi dan disfungsi. Ketika perpecahan politik terlalu tajam dan kepentingan elite mendominasi, demokrasi bisa kehilangan esensinya (Jones & Platt, 2025). Sebaliknya, sistem otoriter yang terkelola dengan baik mungkin mampu merespons perubahan global lebih cepat, walau dengan konsekuensi etis yang patut diperdebatkan.

Dalam konteks global, mungkin sudah saatnya kita berhenti melihat sistem politik sebagai perlombaan ideologi tunggal. Dunia yang semakin kompleks menuntut pendekatan multidimensional—di mana efektivitas pemerintahan, kesejahteraan rakyat, dan integritas moral berjalan berdampingan, tanpa terpaku pada label demokrasi atau otoriter (Lagon, 2015; Toda Peace Institute, 2025).

China mungkin telah membuktikan bahwa demokrasi bukan satu-satunya jalan menuju kemajuan. Tapi tantangannya ke depan adalah menjaga kemajuan itu tetap selaras dengan hak asasi dan keadilan sosial. Amerika, di sisi lain, harus mereformasi demokrasinya agar tidak hanya menjadi idealisme simbolik, tetapi benar-benar menjadi sistem yang melayani rakyat secara nyata.

Referensi:

- Benzoni, L., & Wernick, M. (2025). The 2025 U.S. debt limit through the lens of financial markets. Federal Reserve Bank of Chicago. 
- Congressional Budget Office (CBO). (2024). The Budget and Economic Outlook: 2024 to 2034.
- CGTN. (2025, July 3). What drives Chinese modernization? 
- Chen, J. (2013). A middle class without democracy: Economic growth and the prospects for democratization in China. Oxford University Press.  
- Freedom House. (2023). Freedom in the World: United States. 
- International Monetary Fund. (2025). World Economic Outlook: April 2025 Edition.
- Jones, P., & Platt, T. (2025). US democratic decline in global perspective. Center for Political Studies. 
- Lagon, M. P. (2015). Prosperity without democracy? Demystifying the China model. Freedom House. 
- Li, R. Y. M., & Leung, T. H. (2015). Is democracy a pre-condition in economic growth? A perspective from the rise of modern China. United Nations Chronicle. 
- Rijal, B. (2024). The economic growth and democracy debate. LSE International Development. 
- Toda Peace Institute. (2025). The death of accountability: How America’s democratic crisis threatens freedom worldwide. 

_______________________________
"MPK’s Literature-based Perspectives"
Turning Information into Knowledge – Shaping Knowledge into Insight

Editor : Nofis Husin Allahdji
© Copyright 2022 - JEJAKKASUSGROUP.CO.ID